Wednesday, April 30, 2008

PT Kokoh Inti masuk bursa besok

PT Kokoh Inti masuk bursa besok

oleh : Pudji Lestari

JAKARTA (Bisnis): PT Kokoh Inti Arebama Tbk dijadwalkan masuk bursa pada 9 April setelah mendapat pernyataan efektif dari Bapepem-LK Depkeu kemarin.

Perusahaan yang bergerak dalam bidang distribusi bahan bangunan ini menawarkan sebanyak 250 juta saham bernilai nominal Rp100 yang ditawarkan kepada masyarakat Rp170 per saham. Perseroan akan meraup dana Rp42,5 miliar dari hasil IPO.

Perseroan juga menerbitkan 150 juta waran seri 1 yang diberikan secara cuma-cuma kepada pemegang saham. Satu saham akan mendapat bonus tiga waran seri 1 di mana setiap waran dapat ditukarkan menjadi satu saham baru.

Tokoh Inti dibantu oleh penjamin emisi PT Makinta Securities berencana untuk menggunakan dana hasil IPO sebagai modal ekspansi. Sebanyak 45% dari dana itu akan dipakai untuk menambah kantor cabang. Sebanyak 30% untuk memasuki sektor ritel berupa pembukaan jaringan supermarket bahan bangunan di mana jenis produk yang dijual akan lebih banyak daripada saat ini.

Untuk membangun jaringan supermarket, perseroan berencana membuka jaringan supermarket sendiri dan atau melalui akuisisi jaringan supermarket bahan bangunan yang telah beroperasi. Sebanyak 25% dana hasil IPO akan digunakan untuk menambah modal kerja bagi pengembangan produk baru. (tw)

Sumber : Bisnis Indonesia



10 Kesalahan Besar Pebisnis

10 Kesalahan Besar Pebisnis
Nurul Qomariyah - detikFinance

Jakarta - Pebisnis bukan Tuhan yang tak membuat kesalahan. Sejumlah pebisnis bahkan mencatat kesalahan terburuk. Berikut 10 kesalahan dari pebisnis Australia yang bisa Anda pelajari agar tidak terpeleset masalah yang sama.

Berikut daftar 10 kesalahan pebisnis yang dikutip dari news.com.au, Kamis (13/9/2007).

1. Bertengkar dengan rekan bisnis

Berargumentasi dengan rekan bisnis, keluarga atau kawan dapat menimbulkan ongkos finansial dan pribadi yang besar. Misalnya co-founder Transfield, Carlo Salteri dan Franco Belgiorno-Nettis yang akhirnya berpisah setelah bertengkar seputar masalah suksesi pada tahun 1997. Perpecahan ini juga menimbulkan perpecahan lebih lanjut antara Franco dan anak tertuanya, Marco Belgiorno-Zegna. Total kekayaan keluarga Belgiorno-Nettis pun merosot akibat perpecahan itu dan terpaksa harus menjual sebagian aset kerajaan bisnisnya untuk membayar utang yang timbul dari penyelesaian dengan Belgiorno-Zenga. Tapi kini total kekayaan telah membaik menjadi sekitar AU$ 800 juta.

2. Terlalu banyak ngutang

Meminjam uang terlalu banyak pada saat yang salah, dan ini telah membuat para wiraswastawan yang jatuh dengan sukses. Misalnya saja pada era 1980-an, saat para pebisnis ngutang sedemikian besar karena nilai aset yang tinggi. Namun begitu nilai aset jatuh dan suku bunga naik, mereka ikut jatuh. Beberapa yang jadi korban antara lain John Elliot, Bob Ansett dan Alan Bond.

3. Tak ada diversifikasi

Kebanyakan pebisnis terkaya di Australia memulainya dengan 1 bisnis saja. Dan mereka cukup pintar menjaganya dengan melakukan diversifikasi. Salah satu keluarga besar yang beruntung dari diversifikasi adalah keluarga Smorgon, Myer dan Liberman. Mereka sukses karena menyebar uangnya ke berbagai sektor industri dan investasi.

4. Gagal membaca pasar

Beberapa orang terkaya sebenarnya cukup tahu persis apa yang akan terjadi di pasar. Namun mereka tak selalu mengambil langkah yang tepat. Misalnya saja Kerry Packer serta keluarga Smorgon dan Liberman. Mereka telah gagal membaca 'kecelakaan teknologi' pada tahun 2000 dan akhirnya harus kehilangan uang.

5. Terlalu bangga

Orang-orang terkaya terkadang begitu kalap untuk mempertahankan harga dirinya. Dan karena itu, kadang kala mereka harus kehilangan uangnya. Kerry Stokes harus mengeluarkan AU$ 200 juta memperjuangkan News Corporation, Publishing & Broadcasting Limited dan Telstra karena kolapsnya channel televisi berbayar C7 menyusul kekalahan di Pengadilan Federal. Kekayaan Stokes saat ini mencapai AU$ 2,7 miliar. Namun mengeluarkan sekitar 10% dari nilai kekayaan untuk sesuatu yang sepertinya akan hilang menunjukkan betapa mahal ongkos kebanggaan itu.

6. Berekspansi terlalu cepat


Ini adalah kesalahan pebisnis yang sangat umum. Sebuah perusahaan tumbuh sangat cepat melalui peningkatan penjualan dan akuisisi namun tiba-tiba masalah muncul. Entah itu masalah SDM, IT atau sistem akuntansi. Keluarga Robert yang merupakan pendiri raksasa konstruksi Multiplex misalnya, mengerjakan terlalu banyak proyek sehingga harga sahamnya jatuh. Demikian pula peritel makanan John Davis yang harus kehilangan kerajaan bisnisnya setelah tumbuh terlalu pesat.
7. Bercerai

Tak ada yang menggerogoti kekayaan melebihi perceraian. Satu tahun Anda memiliki US$ 300 juta dan di puncak dunia, namun setahun kemudian Anda bisa kehilangan AU$ 100 juta secara tiba-tiba. Misalnya Greg Norman dan istrinya Laura, yang harus berbagi kekayaan jutaan dolar setelah bercerai. Uang memang tidak bisa membeli cinta, namun ketidakbahagiaan ternyata benar-benar mahal.

8. Melanggar hukum

Berurusan dengan masalah hukum dapat menghancurkan reputasi dan kekayaan. Misalnya Alan Bond dan Laurie Connel, yang merupakan salah satu pebisnis sukses di Perth pada dekade 1980-an. Keduanya berakhir di penjara dan kehilangan jutaan dolar setelah berurusan dengan hukum.

9. Menjadi perusahaan publik

Menjadi perusahaan publik tak selamanya cocok. Kebanyakan pebisnis yang bergaya autokratik sama sekali tak cocok dengan sistem perusahaan publik. Bret Blundy misalnya akhirnya memprivatisasi Brazin setelah melihat harga sahamnya turun hingga 30% pada era 2005-2006.

10. Meninggal

Kematian seorang pebisnis bisa menjadi malapetaka jika rencana suksesi yang sebaik-baiknya tidak dilakukan. Misalnya saja pertempuran merebutkan kerajaan bisnis Lang Hancock, oleh istrinya Rose Portegous dan anak perempuannya Gina Rinehart yang memakan waktu lebih dari satu dekade. Kematian memang tak bisa dihindari. Namun sebelumnya, Anda harus 'menciptakan' seorang putra mahkota agar suksesi mulus.

( qom / ir )

Wednesday, April 2, 2008

Adaro Roadshow IPO Juli 2008

Adaro Roadshow IPO Juli 2008
Indro Bagus SU - detikFinance

Jakarta - PT Adaro Indonesia, salah satu raksasa batubara di Indonesia, berencana menggelar roadshow ke luar negeri terkait rencana melakukan penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) September mendatang.

"Roadshow rencananya akan dilakukan Juli mendatang. Tentunya keluar negeri, karena nilai IPO kita cukup besar. Jadi kita lebih banyak mencari investor asing," ujar Presiden Direktur Adaro, Boy Garibaldi Thohir, di Senayan, Jakarta, Rabu (2/4/2008).

Untuk keperluan tersebut, Adaro saat ini sedang mencari underwriter lokal untuk mendampingi 3 underwriter asing yang telah ditunjuk Adaro.

"Kita sedang mencari 1 underwriter lokal untuk rencana IPO September mendatang. Baru kemudian ditentukan apakah akan menunjuk lead underwriter atau joint underwriter," ungkap Boy.

Sebelumnya, Adaro telah menunjuk Goldman Sachs, DBS Vickers Securities, dan UBS AG Securities sebagai underwriter. Namun konstelasi underwriter yang telah ditunjuk berubah menjadi DBS Vickers Securities, UBS AG Securities, dan Morgan Stanley.

"Dan kita masih cari 1 lagi dari lokal. Kita sedang mempertimbangkan antara Danatama, Danareksa, Bahana atau Trimegah," ungkap Boy.

Rencananya pada September 2008 mendatang Adaro akan melepas sekitar 20-30% sahamnya ke publik. Nilainya diperkirakan sekitar US$ 500 juta.

Dana perolehan tersebut akan digunakan untuk refinancing sebesar US$ 200 juta, US$ 150 juta untuk pengembangan anak-anak usaha, dan sisanya untuk mengakuisisi lahan tambang baru. ( dro / ir )

Sumber : www.detik.com

Tuesday, April 1, 2008

Wahana Artha siap melantai di BEI

Wahana Artha siap melantai di BEI

oleh : Pudji Lestari

JAKARTA (Bisnis): PT Wahana Artha Harsaka Tbk siap melantai di bursa pekan depan menyusul dikantonginya pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada 31 Maret.

Wahana Artha dijadwalkan mencatatkan sahamnya di BEI pada 11 April. Perusahaan yang bergerak di bidang penjualan, servis dan suku cadang Honda ini menawarkan 590 juta saham biasa atas nama yang terdiri 110 juta saham dari pemegang saham lama dan 480 juta saham baru dari portepel bernilai nominal Rp100 yang ditawarkan Rp265 per saham kepada publik.

Untuk penawaran ini, Wahana Artha dibantu oleh penjamin emisi PT Investasi Nusantara Sekuritas dan PT BNI Securities. Dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO) akan dipakai untuk peningkatan modal yang terbagi atas 10% untuk kebutuhan modal kerja PT Wahana Artha Motorental dan 10% untuk ekspansi PT Tristar Transindo.

Selain itu, dana hasil IPO akan digunakan untuk mengembangkan usaha Wahana Artha dengan menambah gerai penjualan dari 18 jadi 77 outlet atau naik 70% di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Pulau Jawa, Sumatra dan sebagian di Kalimantan dan Sulawesi.

Sebanyak 10% lainnya untuk pengembangan usaha motor bekas. Perseroan memiliki keahlian dalam bidang perbaikan sepeda motor dengan memperoleh sepeda motor bekas melalui berbagai sumber dalam bentuk kerja sama dengan perusahaan pembiayaan untuk menjual motor tarikan berkualitas baik.

Masyarakat dapat membeli saham Wahana Artha mulai besok hingga 4 april, sedangkan penjatahan dijadwalkan berlangsug 8 April. (tw)

Sumber : Bisnis Indonesia