Bagi tim nasional (timnas) sepak bola, dari negara mana pun, tentu saja trofi ini begitu penting karena menjadi lambang kejuaraan paling agung dan paling tinggi gengsinya yang hanya digelar empat tahun sekali. Sementara bagi pencuri, trofi Piala Dunia sangat berarti karena dibuat dari emas 18 karat.
Tak heran, selain pernah berpindah ke tujuh negara yang menjadi juara, yaitu Brasil, Italia, Jerman, Argentina, Uruguay, Inggris, dan Perancis, trofi ini juga pernah berada di tangan pencuri. Tak hanya sekali, tetapi dua kali.
Kejadian pencurian pertama terjadi tahun 1966 di Inggris, empat bulan sebelum berlangsung Piala Dunia di negara tersebut. Trofi yang masih bernama piala Jules Rimet tersebut dicuri saat dipajang pada pameran prangko di London.
Namun, tujuh hari menjelang kejuaraan, piala tersebut kembali setelah ditemukan seekor anjing bernama Pickles. Pickles menemukan trofi tersebut dalam keadaan terbungkus koran. Dan, saat Inggris akhirnya menjadi juara dunia, Pickles menjadi tamu kehormatan tim ”St George Cross” Inggris ketika merayakan kemenangan.
Didesain oleh Lafleur
Sebagai catatan, trofi Jules Rimet didesain oleh pemahat asal Perancis, Abel Lafleur, dan diberi nama ”Victory”. Piala yang berbentuk bidadari bersayap ini kemudian berganti nama untuk menghormati presiden FIFA yang tak lain adalah Jules Rimet.
Trofi tersebut kemudian berhak dimiliki selamanya oleh Brasil ketika mereka menjadi juara untuk ketiga kalinya tahun 1970. Piala ini disimpan di kantor Federasi Sepak Bola Brasil di Rio de Janeiro dalam sebuah tempat yang terbuat dari kaca tahan peluru.
Namun, pada 20 Desember 1983 tengah malam, sekelompok pencuri berhasil menembus penjagaan dan mencuri trofi Jules Rimet. Akibat kejadian ini, legenda sepak bola Brasil, Pele, bahkan harus memohon agar para pencuri mau mengembalikan. Namun, hingga saat ini trofi tersebut tidak pernah lagi diketahui keberadaannya dan dipercaya telah dilebur oleh para pencurinya.
Trofi Baru
Pada 1974, empat tahun setelah trofi Jules Rimet berhak dimiliki Brasil, trofi baru dengan desain yang berbeda diperkenalkan oleh FIFA. Trofi yang diperebutkan hingga sekarang ini didesain artis dari Italia, Silvio Gazzaniga, setelah memenangi kompetisi yang terdiri atas 53 desain. Trofi ini menggambarkan figur dua atlet yang mengangkat dunia sebagai tanda kemenangan.
Louis Vuitton
Mulai tahun ini, tim yang menjadi juara akan mendapat bonus, yaitu berupa tas Louis Vuitton untuk tempat menyimpan piala. Kerja sama antara FIFA dan Louis Vuitton ini diumumkan pada Mei lalu di markas FIFA di Zurich, Swiss.
Sejak tiba di Paris, Perancis, tahun 1837, Louis Vuitton memang dikenal sebagai desainer tas, terutama untuk jenis travel bag. Saat ini, workshop Louis Vuitton di Paris membuat 450 desain buatan tangan setiap tahunnya yang merupakan pesanan khusus. Untuk tahun ini, salah satunya dibuat secara khusus untuk trofi Piala Dunia.
”Trofi Piala Dunia adalah aset FIFA yang sangat berharga. Untuk itu, trofi ini sangat pantas untuk ditempatkan di sebuah tempat yang elegan. Mulai saat ini, trofi ini bisa dibawa dengan aman, juga penuh gaya,” kata Presiden FIFA Joseph Blatter.
Direncanakan, saat prosesi pemberian hadiah kepada tim juara, trofi akan dibawa ke dalam stadion dengan menggunakan tas, lalu dikeluarkan oleh perwakilan Louis Vuitton di hadapan penonton di stadion dan sekitar 1 miliar penonton yang menyaksikan tayangan melalui layar televisi.
”Kami sangat bangga telah dipilih FIFA untuk mendedikasikan keahlian kami membuat tas untuk trofi paling indah di dunia,” kata Kepala Bagian Komunikasi Louis Vuitton Antoine Arnault.
Setelah dipakai sebagai lambang supremasi turnamen sepak bola sejagat sejak tahun 1974, diperkirakan pada tahun 2038 tim juara akan membawa pulang trofi baru. Ini karena bagian bawah trofi akan dipenuhi oleh ukiran nama-nama tim juara dan tahun saat mereka menjadi juara dunia.
Sumber : kompas.com