Jakarta - Penguatan rupiah yang menyentuh level Rp 9.965/US$ pada pembukaan perdagangan hari ini disebabkan oleh kombinasi membaiknya perekonomian global dan ekonomi Indonesia.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono ketika ditemui di Gedung Mahkamah Agung, Jalan Medan Merdeka, Jakarta, Senin (27/7/2009).
"Penguatan rupiah ada pengaruh dari global yang membaik, kondisi perekonomian di AS menunjukan perbaikan dan investor sudah kembali berminat berinvestasi di Indonesia," ujarnya.
Hartadi mengatakan kebijakan makro ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah sampai saat ini direspons cukup baik oleh para investor asing sehingga minat investasi mereka di Indonesia masih cukup tinggi dan hal ini yang menjadi pemicu menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Kita dengan kebijakan makro yang baik dinilai oleh luar negeri berprospek baik, jadi mereka mau investasi di Indonesia. Penguatan ini kombinasi dari perbaikan global dan kesiapan indonesia menghadapi kondisi ekonomi makro. Bayangkan kalau kondisi fiskal tidak baik tapi global membaik itu tidak bisa membuat rupiah menguat," paparnya.
Ditambahkan Hartadi dengan kecenderungan mulai membaiknya kondisi perekonomian global, maka sistem perdagangan Indonesia juga akan pulih dan hal ini bisa mendongkrak kembali ekspor dan impor Indonesia.
"Kalau ekspor impor membaik maka kita bisa menerima devisa yang baik juga," tutup Hartadi