Wednesday, March 12, 2008

Mengintip peluang IPO Bank Jabar Banten

Mengintip peluang IPO Bank Jabar Banten

oleh : Hilman Hidayat & Hery Trianto

Tahun lalu bank yang melantai di Bursa Efek Jakarta bertambah dua emiten, yakni PT Bank Capital Tbk dan PT Bank Ekonomi Rahardja Tbk plus PT Bank Negara Indonesia Tbk yang melaksanakan penawaran saham kedua. Tidak lama lagi dua bank akan menyusul.

Kedua bank tersebut adalah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional dan PT Bank Jabar Banten. Tidak saja keduanya secara kebetulan sama-sama berpusat di Bandung, namun penawaran saham ke publik adalah rencana lama yang sempat tertunda.

Bagi para investor, jelas kehadiran para calon emiten perbankan tersebut layak masuk dalam radar investasi mereka. Hanya saja, seberapa besar sebenarnya peluang IPO tersebut memberikan peluang investasi?

Untuk BTPN, proses penawaran malah telah berlangsung dan dikabarkan memperoleh respons yang cukup menggembirakan dari investor. Dengan penawaran harga Rp2.700-Rp2.950, saham BTPN menurut Dirut PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Mohammad Syahrial mengalami kelebihan permintaan.

Praktis peluang untuk turut mengoleksi saham BTPN di pasar perdana hampir tertutup menyusul penawaran yang mendekati akhir. Tinggal kini yang ditunggu, sejauh mana penawaran saham Bank Jabar Banten bisa menarik para investor.

Bila rencana IPO sesuai rencana, maka Bank Jabar Banten akan mencatatkan sejarah sebagai bank pembangunan daerah pertama yang melantai di pasar modal. Rencananya, go public Bank Jabar Banten bakal direalisasikan semester pertama tahun ini.

Sejumlah persiapan administrasi dan pendaftaran ke Bapepam sudah hampir tuntas semuanya. Maklum Bank Jabar banten telah mendengungkan rencana menjadi perusahaan publik sejak 2006.

Proses melantai di bursa yang memakan waktu, bisa dimaklumi, sebab begitu banyak hal yang harus dipersiapkan. Seperti kita tahu BPD ini merupakan calon emiten unik dengan jumlah pemilik saham relatif banyak, yaitu 33 pemerintahan yang terdiri dari dua provinsi, 11 pemerintah kota, 20 pemerintah kabupaten. Proses sosialisasi dan edukasi pada stakeholder pun memakan waktu.

Kinerja keuangan Bank Jabar Banten
(Rp triliun, laba Rp miliar)
. 2006 2007 Pertumbuhan
(%)
Aset 21,29 23,12 8,6
Dana 15,54 16,48 6,06
Kredit 11,75 13,02 10,77
Ekuitas 1,85 2,23 20,58
Laba bersih 301 376 34,91
Sumber: Bank Jabar Banten, 2008

Bisa dibayangkan betapa berbelitnya proses persetujuan go public mengingat pemerintah daerah juga mesti berkonsultasi dengan DPRD masing-masing. Disatu sisi struktur pemegang saham yang cukup kompleks ini memang bisa menghambat pergerakan bisnis, tetapi juga menciptakan peluang bisnis yang cukup langka.

Betapa tidak? Bank Jabar Banten -juga BPD lain di Indonesia-memiliki pasar yang sangat captive yakni pemerintah daerah maupun para pegawainya. Sejauh ini, bank swasta ataupun bank BUMN masih kesulitan menembus pasar yang digarap BPD.

Bank Jabar Jateng, selain memiliki nasabah utama pemerintah daerah, juga mengelola dana PT Jasa Marga untuk bisnis jalan tol di wilayah Jawa Barat dan Banten. Bagaimanapun ini merupakan poin tersendiri bagi bank yang berpusat di Bandung tersebut

Motivasi melantainya Bank Jabar Banten di pasar modal, seperti diungkapkan Direktur Utama Bank Jabar Banten Agus Ruswendi, adalah untuk meraup modal segar. Mencari dana segar di bursa lebih reliable daripada menunggu setoran dari pemegang saham dengan dana terbatas.

"PT Bank Jabar-Banten akan melepaskan 20% sahamnya ke pasar dengan target masuk dana segar sebesar Rp720 miliar," katanya.

Agus mengatakan dana segar sebesar itu merupakan hasil kali dari jumlah saham dilepas sebesar 20%, dikali modal inti Rp2 triliun serta dikali nilai buku 1,8 kali. "Kalau melihat IPO bank-bank pemerintah dengan memakai nilai buku 1,4 kali hingga 1,6 kali, penetapan 1,8 kali nilai buku oleh Bank Jabar Banten, sudah termasuk baik."

Suhirman, Sekretaris Perusahaan Bank Jabar Banten, mengatakan secara keseluruhan persiapan bank ini masuk bursa sudah hampir tuntas, kemungkinan manajemen masih melihat situasi pasar. "Inginnya sesegera mungkin kami masuk bursa, tetapi beberapa pertimbangan akibat gejolak pasar, kemungkinan dilihat dulu."

Kinerja keuangan

Dalam laporan RUPS tahun buku 2007 disebutkan kinerja Bank Jabar Banten seperti disampaikan oleh kantor akuntan publik Price Waterhouse Coopers (PWC) menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian atas kinerja bank ini.

Hingga Desember 2007 tercatat aset Bank Jabar Banten mengalami kenaikan sebesar 8,61% dari tahun sebelumnya menjadi Rp23,1 triliun.

Penghimpunan dana pihak ketiga bank ini juga mengalami peningkatan sebesar 6,08% atau Rp944,5 miliar dari Rp15,5 triliun menjadi Rp16,5 triliun.

Penyaluran kredit Bank Jabar Banten pada 2007 masih didominasi oleh kredit konsumtif mencapai Rp11,54 triliun ( 82,23%) sedangkan kredit produktifnya hanya Rp2,49 triliun (17,77%).

Hingga akhir tahun 2007 Bank Jabar Banten telah membukukan laba kotor naik 11,61 % dari laba tahun lalu dari Rp502,34 miliar jadi Rp560,67 miliar.

Manajemen Bank Jabar Banten memproyeksikan peningkatan kredit ke sektor produktif akan terus tumbuh, bahkan komposisi kredit dalam beberapa tahun ke depan sudah bisa 35% untuk kredit produktif dan 65% konsumtif.

Tentu dengan kondisi seperti ini para investor bisa menilai, apakah saham Bank Jabar Banten nati layak dikoleksi? Untuk tahun hasilnya, mari kita tunggu sampai bank itu benar-benar memperdagangkan saham di pasar modal. (hilman.hidayat@bisnis.co.id/hery.trianto@bisnis.co.id)


Sumber : Bisnis.com